Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam Kitab Fawaidul Fawaid membahas satu tema tentang “Pikiran adalah Pangkal Segala Perbuatan”. Saya kutip langsung pendapat beliau sesuai yang tertulis di buku tersebut.
Beliau menjelaskan bahwa kebaikan dan keburukan itu bersumber dari pikiran. Karena, pikiran adalah tempat bermulanya kehendak dan keinginan untuk bersikap zuhud dan meninggalkan sesuatu, atau mencintai maupun membenci sesuatu.
Pemikiran yang paling bermanfaat adalah pemikiran tentang:
(1) hal-hal yang maslahat bagi kehidupan akhirat dan
(2) bagaimana cara mendapatkannya, juga tentang
(3) hal-hal yang merusak kehidupan akhirat dan
(4) bagaimana cara menghindarinya.
Empat macam pemikiran ini memiliki manfaat yang lebih besar jika dibandingkan dengan berbagai pemikiran lainnya.
Ada empat pemikiran manusia yang lain, yaitu tentang:
(1) hal-hal yang maslahat bagi kehidupan dunia dan
(2) bagaimana cara mendapatkannya, juga tentang
(3) hal-hal yang merusak kehidupan dunia dan
(4) bagaimana cara menghindarinya.
Kedelapan macam pemikiran itulah yang menjadi fokus orang- orang yang berpikir.
Saya coba jelaskan secara ringkas dan bahasa sederhana supaya kamu nggak mumet.
Oke. Kamu pasti pernah denger kalo semua hal itu dimulai dari pikiran? Yup, pikiran itu kayak remote control yang ngatur jalan hidup kita. Kalo tombolnya kita tekan ke arah yang baik, hasilnya bakal positif. Tapi kalau kepencet tombol yang salah? Ya siap-siap aja, hidup bakal “error.”
Semua kebaikan dan keburukan lahir dari apa yang ada di otak kita, tepatnya pikiran kita. Mau jadi orang yang rajin ibadah, rajin belajar, atau justru mageran, semuanya dimulai dari mindset. Kalo pikiranmu penuh sama hal-hal yang bermanfaat, otomatis hidupmu bakal lebih terarah. Sebaliknya, kalau isi kepalamu cuma drama atau gosip nggak penting, ya udah, habis waktumu buat hal sia-sia.
Ada empat jenis pikiran yang bener-bener ngasih manfaat besar buat hidup kita:
1. Pikiran tentang akhirat. Ya, apa sih yang bisa bikin kita “sukses besar” di akhirat nanti? Ini harus dicari jawabannya.
2. Cara mencapainya. Tentu saja penting. Misalnya, gimana caranya rajin ibadah tapi tetap happy?
3. Hal-hal yang merusak akhirat. Itu artinya, jangan sampai kesandung dosa gara-gara hal kecil.
4. Cara menghindarinya. Ya, misal nih, jaga lisan biar nggak suka bohong atau doyan berkata kasar ke orang lain.
Itu sebabnya, kalo pikiran ini jadi prioritas, otomatis kamu bakal fokus ke hal-hal yang lebih penting daripada cuma scroll TikTok 3 jam nonstop.
Selain pikiran soal akhirat, ada juga pikiran soal dunia, tapi jangan kebablasan. Apa aja tuh?
1. Apa yang penting buat dunia. Hmm… kayak punya kerjaan yang halal atau kuliah yang bener.
2. Cara mencapainya. Itu terkait gimana caranya sukses tanpa nyikut orang lain.
3. Hal-hal yang merusak dunia. Contohnya, mager ngapa-ngapain tapi mau kaya. Ngimpi aja sih kalo yang modelan gitu mah.
4. Cara menghindarinya. Ya, kudu mulai disiplin dan nggak nunda-nunda tugas.
Finally, hidup itu soal keseimbangan. Pikiran kita perlu “diet sehat” biar nggak kebanyakan mikir hal nggak penting. Sama kayak kamu nge-scroll media sosial, harus ada filter. Jangan sampai pikiranmu cuma diisi sama hal-hal receh yang akhirnya bikin lupa sama tujuan hidup.
Kalau ibarat gadget, pikiran itu baterai utama. Mau hidupmu awet dan produktif? Charge otakmu dengan hal bermanfaat. Dan ingat, jangan cuma mikir dunia, mikir akhirat juga, karena di sana nggak ada istilah “repeat order”. Setuju, nggak?
Salam,
O. Solihin