Kuatkan Tauhid

Beberapa waktu lalu di sebuah grup WhatsApp ada yang kirim video. Isinya ada anak laki yang gestur tubuhnya menggeliat-geliat kayak cacing kepanasan saat diwawancara seseorang. Gerakan tangannya juga mengidentikkan gaya cewek. Udah gitu di akhir wawancara, bibirnya bergetar dimainin. Idih, kok kayak gitu sih gayanya? Emang ortunya di rumah nggak negur tuh anak? Atau bisa jadi udah ditegur tapi anaknya bandel alias nggak mempan ditegur sama ortunya.

Gimana gurunya di sekolah? Duh, jangan sampe kalo kemudian lepas tangan alias membiarkan dengan alasan hak asasi manusia. Eh, bisa jadi udah ditegur juga di sekolah sama para gurunya, cuma emang anaknya aja nggak mau nurut. Iya, kan? Mudah-mudahan sih gurunya nggak cuek. Ya, gimana pun juga, itu fakta yang ada di tengah kehidupan kita sehari-hari. Ini baru satu contoh, lho. Kalo dilihat dan diteliti lebih dalam, cukup banyak juga cowok yang kelihatannya gagah, tetapi gemulai. Hadeuuuhh!

Mengajarkan tauhid kepada anak-anak sejak kecil itu wajib dan penting. Orang tua perlu menekankan hal ini. Gimana pun, akan kebawa sampai dewasa. Jika tauhidnya kuat, maka pelaksanaan syariat akan mudah dilakukan. Tauhid ibarat pondasi, jadi harus kuat agar bisa menahan beban penerapan syariat dan hal lainnya dalam mengamalkan ajaran agama.

Sejak kecil anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan wajib diajarkan tauhid. Al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata, “Apabila anak sudah mulai bisa berbicara, mereka hendaknya diajari mengucapkan, “LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMAD RASULULLAAH”

Hendaknya yang pertama menancap di pendengaran mereka ialah mengenal dan mentauhidkan Allah; meyakini bahwa Allah berada di atas Arsy-Nya, mengawasi mereka, mendengar semua ucapan mereka, dan bersama mereka di mana pun mereka berada (dalam Tuhfatul Maudud, jilid 1, hlm 232)

Tauhid adalah inti Islam. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Permulaan agama dan akhirnya serta lahir dan bathinnya adalah tauhid, sedangkan maksud mengikhlaskan agama secara total untuk Allah adalah merealisasikan konsekuensi ucapan Laa Ilaaha Ilallaah.” (dalam Majmu’ul Fatawa, jilid 10, hlm. 264)

Kalo tauhidnya udah bener, udah lurus, maka jalan kita nggak bakalan melenceng dari yang seharusnya sesuai ketentuan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Amal shalih tuh buah dari tauhid, lho. Kalo amal salah? Itu berarti buah dari rusaknya tauhid, atau nggak bertauhid. Waspadalah! Itu sebabnya, dalam pembahasan ini ada cowok yang nggak sesuai jati diri atau ciri-ciri cowok yang semestinya, malah dia menyerupai cewek dan di situ dia merasa bangga, maka jelas tauhidnya udah ternoda atau rusak.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidakkah engkau perhatikan bagaimana Allah membuat permisalan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kokoh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya di setiap musim dengan izin Rabb-nya. Allah membuat permisalan untuk manusia supaya mereka mengingat (mengambil pelajaran).” (QS Ibrahim [14]: 24-25)

Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah menjelaskan ayat tersebut, “Allah menyerupakan kalimat thayyibah (baik) dengan pohon yang baik. Sebab, kalimat thayyibah membuahkan amal shalih, sebagaimana pohon yang baik menghasilkan buah yang bermanfaat. Makna inilah yang tampak jelas menurut penafsiran mayoritas ahli tafsir yang berpendapat bahwa kalimat thayyibah adalah syahadat laa ilaaha illallaah. Kalimat ini membuahkan seluruh amal shalih, lahir maupun batin. Seluruh amal shalih yang membuat Allah ridha adalah buah dari kalimat ini.” (dalam I’lamul Muwaqqi’in, jilid 1, hlm. 244)

Kalo kamu perhatikan, cowok yang bernampilan kayak cewek, jadi feminin, disebabkan dia nggak mengetahui konsekuensi dari perilakunya yang akan dihisab kelak. Bisa karena nggak tahu, bisa juga karena nggak mau tahu alias mengabaikan. Semau dirinya aja dalam berbuat. Nggak mau nurut sama syariat. Kalo kasus yang nggak tahu, bisa dikasih tahu. Namun kalo yang nggak mau tahu atau mengabaikan, kategorinya menantang. Artinya nggak mau diatur sama syariat. Jelas banget kalo yang model begini ya akidahnya atau tauhidnya bermasalah, atau malah udah rusak. Bahaya banget.

Salam,
O. Solihin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.