Menanti Generasi Pembebas Baitul Maqdis

Siapa di antara kamu yang siap menjadi pembebas Baitul Maqdis atau Baitul Muqaddas? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku kelompok yang selalu menolong kebenaran atas musuh mereka. Orang-orang yang yang menyelisihi mereka tidak akan membuat mereka goyah kecuali orang yang tertimpa al-lawa (cobaan) sampai datang kepada mereka janji Allah Azza wa Jalla. Mereka bertanya, ‘Ya Rasulallah, di manakah mereka?’ Beliau menjawab, ‘Baitul Muqaddas dan sisi Baitul Muqaddas.’” (HR Ahmad)

Dulu banget, ada sosok pahlawan yang membebaskan Baitul Maqdis, namanya siapa? Betul. Shalahuddin al-Ayyubi. Beliau adalah panglima perang yang memimpin ribuan tentara untuk membebaskan Baitul Maqdis pada 27 Rajab 583 Hijriah atau bertepatan dengan 2 Oktober 1187. Allah Ta’ala memenangkan Shalahuddin al-Ayyubi dan pasukannya.

Kamu pernah nonton film Kingdom of Heaven (2005) garapan sutradara asal Inggris, Ridley Scott? Itu film menarik tentang Perang Salib. Film ini ditutup dengan dialog antara Shalahuddin al-Ayyubi (Saladin dalam ‘lidah’ Barat) dan Balian. Setelah penyerahan Yerusalem, Balian yang penasaran menanyakan seberapa nilai Yerusalem buat Shalahuddin al-Ayyubi, “What is the Yerusalem worthed?”

Sambil tersenyum Shalahuddin al-Ayyubi menjawab, “Nothing”. Namun setelah beberapa langkah, dia berbalik dan mengepalkan kedua tangannya di dada sedang di belakangnya ada ribuan tentara Islam yang siap menyerang kapan saja dan berujar, “Everything”. Seakan Shalahuddin al-Ayyubi hendak menunjukkan bahwa sebagai sebuah simbol fisik, Yerusalem tidak lebih dari sekadar kota dan tanah, tetapi jauh di lubuk terdalam, Yerusalem adalah sebuah manifestasi kemerdekaan beribadah, suatu wujud akhir dari perjuangan, kesyahidan, dan bagi setiap Muslim terobsesi untuk mencapai surga melalui jalan suci itu. Jihad.

Kamu siap menjadi generasi pembebas Baitul Maqdis? Palestina, yang di dalamnya ada Baitul Maqdis, adalah urusan kita, urusan seluruh kaum muslimin, di seluruh dunia. Bukan sekadar urusan saudara kita yang tinggal di Palestina saja. Itu sebabnya, butuh kesatuan pemikiran dan mesti ada yang memimpin untuk bisa melakukan perubahan di sana. Jika pun belum bisa bersatu seluruh kaum muslimin dalam agenda bersama ini, setidaknya atau minimal banget, kita empati dan peduli dengan saudara kita di Palestina. Yuk, mumpung Ramadhan, gelontorkan doa dan dukungan agar kaum muslimin di sana mendapatkan kemenangan.

Salam,
O. Solihin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.