Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata,
إن أشد الناس صراخا يوم القيامة رجل سن سنة ضلالة، فاتبع عليها، ورجل مكفى قد استعان بنعم الله على معاصيه
“Sesungguhnya manusia yang paling keras jeritannya pada Hari Kiamat adalah seseorang yang mengajarkan kesesatan, lalu dia diikuti; dan seorang hartawan yang menggunakan nikmat Allah untuk bermaksiat kepada-Nya.” (dalam at-Tadzkirah al-Hamduniyah, jilid 8, hlm. 102)
oOo
Nah, jadi menurut Imam al-Hasan al-Bashri ada dua tipe orang yang bakal menyesal sejadi-jadinya di akhirat, bahkan sampai teriak paling kencang:
Pertama, orang yang ngajarin kesesatan, lalu diikuti banyak orang. Ini tipe yang merasa pintar dan suka ngajarin hal-hal yang sebenarnya melenceng, tapi dikemas seolah-olah keren. Misalnya, ngajak orang lain buat hidup bebas tanpa peduli aturan agama, atau bikin tren negatif yang akhirnya diikutin banyak orang. Masalahnya, setiap orang yang terpengaruh bakal nambah beban dosa si penyebar kesesatan ini. Ibarat efek domino, satu jatuh, semua ikut tumbang. Bayangkan betapa banyaknya dosa yang terus ngalir ke orang ini sampai kiamat!
Contoh nyatanya?
- Influencer yang suka normalisasi gaya hidup bebas tanpa batasan agama.
- Teman yang ngajak bolos sekolah atau ngajarin cara nyontek biar “gampang lulus.”
- Orang yang menyebarkan hoaks atau fitnah, bikin orang lain jadi salah paham dan ikut-ikutan ngehujat tanpa tabayyun.
- Ulama, tapi jahat. Menyesatkan orang lain dengan ilmunya demi kepentingan hawa nafsunya. Harusnya haram, malah dihalalkan. Begitu pula sebaliknya.
Kedua, orang kaya yang pakai nikmat Allah buat maksiat. Waduh, ini tipe yang udah dikasih rezeki berlimpah, tapi malah digunain buat hal-hal yang menjauhkan diri dari Allah. Bukan berarti nggak boleh punya harta atau menikmati hidup, tapi kalau semua nikmat cuma dipakai buat pamer, foya-foya, atau maksiat, atau dibelanjakan kepada yang haram, itu tanda bahaya.
Contoh yang sering kejadian:
- Punya mobil keren, tapi dipakai buat kebut-kebutan nggak jelas sampai merugikan orang lain.
- Dapat banyak uang, tapi malah habis buat hal sia-sia, sementara orang lain kelaparan.
- Gadget dan internet kencang, tapi dipakai buat scrolling hal-hal nggak bermanfaat sampai lupa waktu.
- Harta berlimpah, tapi nggak pernah sedekah. Udah gitu ogah zakat, dan nggak ada niat ibadah haji dan umroh. Sayang banget, ya.
Jadi, apa pelajarannya?
- Kalau punya ilmu atau pengaruh, pakai buat hal baik. Jangan sampai jadi penyebab orang lain tersesat.
- Kalau punya rezeki, gunakan dengan bijak dan tetap sadar bahwa semua itu titipan.
- Ingat, semua yang kita lakukan bakal dimintai pertanggungjawaban, jadi jangan sampai menyesal di akhirat nanti!
Sebab, hidup ini bukan soal siapa yang paling keren di dunia, tapi siapa yang paling selamat di akhirat.
Salam,
O. Solihin