Feature, Si “Santai” di Tengah Huru-Hara Berita Cepat!

Jurnalistik50 Dilihat

Era digital emang kayak teman yang suka buru-buru. Semua serba cepat, singkat, padat, dan nggak ada waktu buat nongkrong santai. Berita langsung (straight news ) jadi primadona, kayak gosip terbaru di grup WhatsApp keluarga yang langsung viral dalam hitungan detik. Tapi, gimana nasib feature, si “anak rumahan” yang lebih suka bercerita panjang lebar dengan gaya sastra ala novel bestseller? Apakah dia bakal tenggelam di lautan berita kilat yang kekinian?

Feature itu apa, sih?

Kalau kita bayangin berita langsung sebagai fast food–cepat, praktis, dan bikin kenyang sekejap–maka feature itu ibarat makan malam fine dining. Dia nggak cuma kasih informasi, tapi juga bikin kamu merasa kayak lagi nonton film drama yang penuh emosi. Feature biasanya ditulis dengan gaya bahasa yang lebih santai, deskriptif, dan kadang-kadang bikin kamu mikir, “Waduh, ini penulis kok bisa ya bikin cerita kayak gini?”

Contohnya, nih. Kalau berita langsung ditulis, “Hujan deras banjiri Jakarta,” maka feature bakal nulis, “Di tengah guyuran hujan yang nggak kenal ampun, seorang bapak tua duduk di tepi kali, menatap air cokelat yang meluap seperti mengenang masa lalu.” Nah, loh! Udah beda kan vibes-nya?

Kenapa feature kayaknya terlupakan?

Di era jurnalisme online yang serba cepat, feature emang kadang terlihat kayak anak yang telat masuk kelas. Semua orang sibuk scroll-scroll feed mereka, nyari info singkat yang bisa dicerna dalam 10 detik. Siapa yang mau baca cerita panjang tentang sejarah kopi di tengah jam istirahat kerja? Nggak heran kalau banyak media online lebih fokus ke berita instan daripada feature yang butuh waktu lebih lama untuk dibuat dan dinikmati.

Baca juga:  Karakteristik Esai

Tapi, tunggu dulu! Jangan langsung nyerah gitu dong. Ada beberapa media yang mulai eksperimen biar feature tetap eksis di dunia digital. Contohnya, surat kabar online Amerika yang bikin feature multimedia pakai Adobe Flash (dulu sih zaman Flash masih jaya) di tahun 2005. Atau dagbladet.no dari Norwegia, yang pada tahun 2002 bikin bagian khusus buat feature eksklusif buat web. Keren kan? Ini bukti bahwa feature nggak mati, cuma lagi cari format baru biar tetap relevan. Di Indonesia, ada juga majalah mingguan seperti Tempo, yang sebagian besar beritanya ditulis dengan gaya feature. Media online seperti historia.id yang juga menggarap hampir seluruh beritanya dengan gaya feature.

Feature vs berita langsung

Kalau berita langsung itu kayak sprinter–cepat, lincah, dan langsung sampe garis finish–feature itu lebih mirip pelari marathon. Dia nggak buru-buru, tapi diajak jalan-jalan dulu, nikmatin pemandangan, dan baru deh sampe tujuan. Kadang feature bahkan nggak ada hubungannya sama berita terkini. Misalnya, feature tentang sejarah mie instan atau perjalanan hidup seorang seniman jalanan. Sebab, yang penting, pembacanya dapet pengalaman baca yang mendalam dan memorable.

Karakteristik feature

Nah, biar kamu nggak bingung kenapa feature layak buat dilirik, ini dia karakteristik utamanya:

Pertama, naratif dan santai. Ya, feature nggak pake piramida terbalik kayak berita langsung. Dia lebih suka bercerita ala novel, mulai dari pendahuluan yang bikin penasaran, sampai ending yang bikin mikir. Contoh: “Di sudut kota yang ramai, ada kafe kecil bernama ‘Rindu’. Di sana, setiap secangkir kopi punya cerita.”

Baca juga:  Kenali, Jauhi, Selamatkan Diri

Kedua, deskripsi dan emosi. Penulis feature boleh banget mewarnai tulisannya dengan deskripsi mendetail dan refleksi pribadi. Mereka nggak cuma ngasih fakta, tapi juga bikin kamu ngerasain apa yang mereka rasain. Contoh: “Aroma tanah basah setelah hujan membangkitkan kenangan masa kecilku, saat aku masih suka main hujan-hujanan bareng teman-teman.”

Ketiga, personal dan visual. Feature sering banget ngangkat cerita tentang orang atau tempat tertentu. Plus, dia biasanya disajikan dengan tata letak yang cantik, penuh ilustrasi dan foto yang bikin mata betah berlama-lama. Ini jika ditampilkan di media online atau di majalah dan koran cetak.

Keempat, nggak buru-buru. Beda sama berita langsung yang harus kejar deadline, feature nggak terlalu sensitif sama waktu. Dia bisa diproduksi selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, demi hasil yang maksimal.

Feature di era digital

Meskipun feature sering dianggap kurang cocok buat dunia online yang serba cepat, sebenarnya ada peluang besar buat dia bersinar. Misalnya, dengan format multimedia kayak video pendek, infografis interaktif, atau podcast. Bayangin aja feature tentang kuliner lokal yang dikemas dalam bentuk video resep singkat atau cerita audio tentang sejarah kampung tua. Pasti seru kan?

Jadi, meskipun feature kadang terlihat kayak anak yang nggak kebagian kursi di tengah pertarungan berita cepat, dia tetap punya tempat tersendiri di hati pembaca. Feature itu kayak lagu ballad di tengah playlist musik EDM (electronic dance music)–kadang kita butuh sesuatu yang lebih lambat dan mendalam buat bikin hidup lebih berwarna.

Baca juga:  Untuk apa sih menulis?

Jadi, next time kamu scroll media online, coba deh luangkan waktu buat baca satu artikel feature. Siapa tahu kamu nemuin cerita yang bakal bikin kamu mikir, “Wah, ternyata ada sisi lain dari dunia yang belum aku tahu!”

Jadi, feature nggak mati, dia cuma lagi cari cara baru buat eksis di dunia digital. Dan percayalah, feature itu penting banget buat nge-balance kehidupan kita yang serba cepat ini. So, yuk dukung feature biar tetap jadi bagian dari jurnalisme modern!

TL;DR: Feature itu cerita panjang yang santai dan penuh emosi, beda sama berita langsung yang cepet dan to the point. Meskipun sering terlupakan di era digital, feature tetap punya potensi besar buat berkembang dengan format baru kayak multimedia dan podcast. Jadi, jangan ragu buat baca feature ya, guys! [O. Solihin, dari berbagai sumber]

Catatan:
Sekadar tahu aja, bahwa TL;DR adalah singkatan dari “Too Long; Didn’t Read” , yang artinya “Kebanyakan bacanya, jadi males baca.” Istilah ini sering dipakai di internet buat kasih versi ringkas atau intisari dari tulisan yang panjang. Jadi, kalau ada orang yang nggak sempat baca artikel atau tulisan panjang, mereka bisa langsung lompat ke bagian TL;DR buat dapetin poin utamanya aja. Oke?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.