Ini lanjutan dari pembahasan sebelumnya, ya tentang “Hati yang Hidup, Bukan yang Lowbat!”. oya, pernah nggak sih kamu ketemu orang yang auranya tuh beda? Bukan cuma cakep atau wangi doang, tapi hatinya tuh kayak… bersinar! Ngomongnya adem, perilakunya tenang, kalo kasih nasihat bikin kita jadi lebih semangat buat jadi orang baik. Nah, orang-orang kayak gini adalah mereka yang hatinya full charged sama cahaya iman, bukan yang lowbat apalagi mati total.
Allah Ta’ala udah ngejelasin konsep ini dalam al-Quran, “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS an-Nur [24]: 35)
Jadi, “cahaya di atas cahaya” ini maksudnya adalah hati seseorang yang udah punya fitrah bersih, terus ditambah lagi dengan cahaya wahyu dari al-Quran. Hasilnya? Hatimu bakal jadi terang benderang, lebih dari terangnya kamar yang lampunya 50 watt ditambah LED strip RGB–bercahaya dan bikin nyaman!
Oya, terkait pembahasan ini, secara garis besar, ada dua tipe manusia dalam memahami kebenaran. Pertama, tipe “full HD vision”. Ini tipe orang yang udah connect langsung ke cahaya kebenaran. Begitu dia lihat sesuatu, dia langsung ngerti mana yang hak dan mana yang bathil. Nggak gampang ke-trigger sama omongan orang, nggak gampang kena hoax, dan hatinya selalu berpegang pada petunjuk Allah Ta’ala. Dia bisa sampai ke tingkat “ilmul yaqin”, bahkan naik level ke “ainul yaqin” (keyakinan karena melihat dengan mata hati).
Contoh gampangnya? Para sahabat Nabi! Begitu wahyu turun, mereka langsung percaya, tanpa debat dan tanpa ragu. Iman mereka tuh solid, lebih dari kokohnya tembok Masjidil Haram yang nggak gampang runtuh.
Kedua, tipe “WiFi lemot”. Nah, kalo tipe ini butuh proses. Dia belum bisa langsung ngeh kalo dikasih nasihat. Harus sering denger, sering renungin, baru bisa paham. Dia butuh booster biar hatinya makin peka. Ibarat sinyal WiFi, dia harus cari spot terbaik buat dapetin full bar connection ke cahaya kebenaran.
Orang kayak gini biasanya butuh bimbingan, guru, dan lingkungan yang baik. Tanpa itu, dia gampang banget tersesat dalam kegelapan. Tapi, kalo dia terus belajar dan membuka hatinya, lama-lama dia juga bisa naik level.
Mau jadi yang mana?
Kalo boleh milih, pasti kita pengen jadi tipe pertama dong? Tapi kenyataannya, banyak di antara kita yang masih berada di tipe kedua. Kadang paham, kadang nggak. Kadang semangat ngaji, kadang lebih semangat rebahan sambil scroll TikTok.
Tapi tenang, semua orang punya kesempatan buat ningkatin level imannya. Caranya? Deketin al-Quran! Ya, sering-sering baca walaupun dikit. Coba pahami maknanya, jangan cuma dibaca dan dihafal doang. Dengerin kajian tafsirnya dari ustaz atau guru yang terpercaya. Mesti dipraktekin ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
Kalo kita terus berusaha, insya Allah hati kita bakal upgrade dari yang tadinya redup jadi makin bercahaya. Sampai akhirnya, kita bisa merasakan indahnya hidup dalam cahaya di atas cahaya, yakni hati yang selalu terang dengan petunjuk Allah Ta’ala!
Nah, penjelasan dari Kitab Fawaidul Fawaid yang sampaikan kepada para santri sebagaimana dalam tulisan sebelumnya, ternyata membahas juga seputar ‘Ainul Yaqin. Jadi gini, Bro en Sis, ada level keimanan yang namanya ‘Ainul Yaqin. Ini tuh level di mana kita bisa lihat kebenaran dengan mata hati sejelas kita ngelihat diskon gede di e-commerce pas tanggal kembar!
Secara garis besar, ‘Ainul Yaqin ini ada di dua fase kehidupan kita. Pertama, di dunia. Ya, di fase ini, kita belum bisa lihat langsung perkara ghaib kayak surga, neraka, malaikat, atau hari kiamat. Tapi kita yakin banget kalo itu semua nyata, kayak kita yakin kalo WiFi tiba-tiba lemot pasti ada yang lagi download film gede di rumah.
Bedanya, kita gak ngelihat langsung pake mata kepala, tapi mata hati kita udah nangkep kebenarannya. Ini kayak pas kamu denger kajian tentang keindahan surga, terus hati kamu bergetar dan kamu mikir, “Aku harus serius nih ibadah, surga keren banget!” Nah, itu tanda-tanda ‘Ainul Yaqin mulai masuk ke hati kamu.
Kedua, di akhirat. Nah, di akhirat nanti, level ini naik drastis! Kalo di dunia kita cuma bisa ngeh lewat dalil dan logika, di akhirat semua yang ghaib itu bakal terlihat nyata. Kita bakal beneran lihat surga dan neraka di depan mata!
Bayangin kamu sering denger tentang api neraka yang panasnya seribu kali lipat api dunia. Di dunia kamu percaya, tapi pas di akhirat nanti, kamu bener-bener melihatnya langsung! Di titik ini, keyakinan kamu bukan lagi sekadar percaya, tapi kayak, “Waduh, ternyata beneran serem! Harusnya dulu lebih rajin ibadah!”
Sebaliknya, buat orang-orang yang udah usaha hidup sesuai petunjuk Allah Ta’ala, mereka bakal melihat surga yang lebih indah dari ekspektasi mereka. Kalo di dunia kita yakin surga itu ada, di akhirat kita bakal ngeliat langsung dan (insya Allah) masuk ke dalamnya!
Oya, ada pertanyaan nih, mau sampai ke level ‘Ainul Yaqin? Nggak semua orang bisa langsung nyampe ke tahap ini. Harus ada usaha serius buat nge-boost keimanan kita! Nih, beberapa tips buat naikin level iman biar makin yakin. Pertama, cobalah sering-sering merenung. Coba deh pikirin ciptaan Allah Ta’ala seperti langit, laut, gunung, dan kehidupan yang kompleks ini. Nggak mungkin semuanya ada begitu aja tanpa desain yang maha dahsyat.
Kedua, deketin al-Quran. Sering baca dan pahami tafsirnya. Harus begitu karena al-Quran itu kalamullah. Cahaya yang bisa bikin hati kita makin peka sama kebenaran. Ketiga, jangan males ngaji dan belajar ilmu agama. Gimana mau yakin kalo ilmunya aja minim? Yuk, sering-sering ikut kajian atau dengerin ceramah yang berkualitas. Keempat, berteman sama orang-orang yang nge-boost iman. Kalo tongkrongan kamu isinya orang-orang yang suka ngingetin buat shalat, ngajak ngaji, dan diskusiin agama, insya Allah iman kamu bakal makin kuat.
Jadi, yuk mulai upgrade iman kita! Jangan sampai kita baru nyadar pas semuanya udah telat. Semoga kita semua bisa sampai ke level ‘Ainul Yaqin, bahkan naik lagi ke level tertinggi yaitu Haqqul Yaqin–keyakinan yang udah 100% solid tanpa celah keraguan.
Salam,
O. Solihin