Bercanda? Kamu Perlu Tahu Adabnya!

Secara umum sebenarnya udah dibahas pada bab adab berbicara. Iya, karena yang bercanda umumnya menyampaikan pesan lewat kata-kata. Namun, nggak ada salahnya kita bahas lebih fokus soal ini.

Nah, penting kamu tahu batasan dalam bercanda. Ada adabnya, lho. Saya ringkas dari laman muslimah.or.id, di antaranya:

Pertama, meluruskan tujuan, yakni bercanda untuk menghilangkan kepenatan, rasa bosan dan lesu, serta menyegarkan suasana dengan canda yang dibolehkan. Sehingga kita bisa memperoleh semangat baru dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Kedua, jangan melewati batas. Sebagian orang sering berlebihan dalam bercanda hingga melanggar norma-norma. Terlalu banyak bercanda akan menjatuhkan wibawa seseorang.

Ketiga, jangan bercanda dengan orang yang tidak suka bercanda. Terkadang ada orang yang bercanda dengan seseorang yang tidak suka bercanda, atau tidak suka dengan canda orang tersebut. Hal itu akan menimbulkan akibat buruk. Itu sebabnya, lihatlah dengan siapa kita hendak bercanda.

Keempat, jangan bercanda dalam perkara-perkara yang serius. Seperti dalam majelis penguasa, majelis ilmu, majelis hakim (pengadilan-ed), ketika memberikan persaksian dan lain sebagainya. Kalo dalam kondisi ini dibecandain juga, ya kebangetan.

Kelima, hindari perkara yang dilarang Allah Ta’ala saat bercanda. Misalnya, menakut-nakuti seorang muslim dalam bercanda. Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya, baik bercanda maupun bersungguh-sungguh.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda (yang artinya), “Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR Abu Dawud)

Perkara apa lagi yang dilarang dalam bercanda? Ya, nggak boleh berdusta saat bercanda. Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seseorang yang memperbaiki akhlaknya.” (HR Abu Dawud)

Rasullullah pun telah memberi ancaman terhadap orang yang berdusta untuk membuat orang lain tertawa dengan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Celakalah seseorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR Imam Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)

Hal apa lagi yang dilarang Allah Ta’ala saat bercanda? Melecehkan sekelompok orang tertentu. Misalnya bercanda dengan melecehkan penduduk daerah tertentu, atau profesi tertentu, bahasa tertentu dan lain sebagainya, yang perbuatan ini sangat dilarang.

Berikutnya, yang dilarang Allah Ta’ala adalah canda yang berisi tuduhan dan fitnah terhadap orang lain. Sebagian orang bercanda dengan temannya lalu mencela, memfitnahnya, atau menyifatinya dengan perbuatan yang keji untuk membuat orang lain tertawa. Idih, nggak banget, deh!

Keenam, hindari bercanda dengan aksi atau kata-kata yang buruk. Allah telah berfirman, yang artinya, “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kalian.” (QS al-Isra’ [17]: 53)

Termasuk di dalamnya menggunakan kata makian dan juga berkata kasar dengan memanggil panggilan yang buruk seperti dengan nama-nama hewan. Jelas, itu berdosa.

Ketujuh, tidak banyak tertawa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan agar tidak banyak tertawa, “Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR Ibnu Majah)

Kedelapan, bercanda dengan orang-orang yang membutuhkannya. Maksudnya, dia lagi pusing bin mumet, lalu minta kita bercanda, boleh. Tujuannya bisa menghibur dia, karena dia butuh itu.

Kesembilan, jangan melecehkan syiar-syiar agama dalam bercanda. Umpamanya celotehan dan guyonan para pelawak yang mempermainkan simbol-simbol agama, ayat-ayat al-Quran atau hadits. Jangan sampe deh. Sungguh perbuatan itu bisa menjatuhkan pelakunya dalam kemunafikan dan kekufuran. Banyak banget kan akhhir-akhir yang begitu, mereka melabeliya “dark joke”. Ah, emang setan udah menguasai manusia model begitu. Sesuatu yang buruk dipoles sehingga terlihat seolah indah. Bahaya!

Bagi banyak orang, humor adalah sebuah hiburan. Bercanda juga bagian dari menghibur diri. Menonton stand-up comedy menjadi alternatif hiburan dan candaan. Meski banyak juga komedian yang malah menggunakan bahasa yang kasar sebagai penyampai pesannya. Sebab, ada anggapan bahwa penggunaan bahasa yang kasar itu sebagai alat untuk meningkatkan efek humor atau untuk menciptakan suasana yang lebih santai dan akrab antara komedian dan penonton. Beberapa komedian menggunakan bahasa yang kasar untuk menghidupkan situasi yang konyol atau untuk menekankan lelucon mereka.

Bijaklah dalam mencari hiburan dan candaan, dan lebih bijak lagi jangan asal bercanda. So, bercanda boleh, kasar jangan!

Salam,
O. Solihin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.