Tampil Cantik dengan Jilbab

Cantik? Berjilbab? Yup, kamu yang cewek bisa tampil cantik dengan berjilbab. Iya dong, kalo anak cowok malah terlarang pake jilbab. Meski nekat mengenakan jilbab, anak cowok tetap aja nggak bakalan dianggap cantik. Dosa sudah jelas. Justru boleh dibilang “hikmah” diwajibkannya jilbab bagi wanita adalah untuk menunjukkan identitasnya sebagai wanita. Wanita akan tetap cantik meski bagian tubuhnya ditutupi kain jilbab dan kerudung. Itu pula yang membedakannya dengan kaum lelaki.

Oya, ada sedikit penjelasan neh tentang definisi jilbab (kali aja ada yang belum paham ya?). Biar bisa pede memakai jilbab dan nggak salah mengartikan jilbab. Rasanya, banyak juga di antara kaum muslimin sendiri agak kesulitan dalam mendefinisikan jilbab. Ada yang bilang bahwa jilbab itu, ya kerudung itu. Kalo ada anak puteri udah pake kerudung, lantas disebut udah pake jilbab. Wah, itu salah besar. Dan jelas belum dikatakan berjilbab. Firman Allah Swt.: “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-nya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.(TQS. al-Ahzab [33]: 59).

Yup, kita coba ngasih penjelasan. Begini sobat, jilbab bermakna milhâfah (baju kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis), kain (kisâ’) apa saja yang dapat menutupi, atau pakaian (tsawb) yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh. Di dalam kamus al-Muhîth dinyatakan demikian: Jilbab itu laksana sirdâb (terowongan) atau sinmâr (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.

Nah, kalo mau pengen tahu penjelasan tambahannya, ada juga keterangan dalam kamus ash-Shahhâh, al-Jawhârî menyatakan: Jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhâfah) yang sering disebut mulâ’ah (baju kurung).

Nah, kapan mengenakan jilbab? Yang pasti kalo seorang muslimah pergi keluar rumah. Atau kalo pun di dalam rumah, saat ada tamu asing (bukan mahrom). Sebab memang tujuannya juga adalah untuk menutup auratnya. Oya, untuk bisa disebut mengenakan busana muslimah, maka seorang muslimah harus mengenakan jilbab lengkap dengan kerudungnya. Begitu deh, secara singkatnya.

Sobat, untuk berbusana muslimah, asalkan kriteria jilbab itu kamu penuhi; panjang, tebal, dan longgar, maka warnanya boleh apa aja. Jilbab nggak harus warna hitam aja, dan juga nggak harus sewarna (biru, merah dsb). Boleh juga dipadu dengan motif bunga-bunga atau garis-garis yang kamu suka. Warna jilbab biru dengan motif kembang-kembang bisa jadi bikin manis pemakainya. Meski kedombrongan tetap enak dipandang mata. Ini juga sekaligus nunjukkin ke orang-orang bahwa ajaran Islam itu nggak kaku. Yang penting aturan pokoknya terpenuhi tentang jilbab, maka pelengkapnya, yakni hiasan biar “segar” dan enak dipandang mata pun bisa menjadi boleh. Oke?

Tetapi hari diingat ya, jangan sampe deh kamu mendahulukan tren dan mencampakkan syariat. Itu bisa gawat. Kalo hari gini masih ada akhwat yang masih pake kudung gaul (kudung lho, bukan jilbab) itu namanya tulalit. Maaf lho, saya ‘cerewet’ begini bukan ngiri or nggak suka sama kamu atau sok usil, gitu lho. Tapi justru sebagai bentuk kepedulian. Tentu karena sayang sama kamu. Supaya ketika kamu berbuat patokannya adalah syariat Islam, bukan mode atawa selera kamu semata.

Selain itu, agar kamu tampil cantik dengan jilbabmu, maka kamu juga kudu mulai membekali keilmuan Islam. Ini namanya cantik luar-dalam ya. Meski wajah kamu biasa aja, bukan berarti dunia akan berakhir untukmu. Sehingga kamu sibuk bercermin untuk meneliti setiap sudut wajahmu dan memolesnya biar tampak cantik seperti standar yang dibuat masyarakat sekarang. Nggak perlulah, karena dengan berjilbab itu sendiri sebenarnya kamu sudah memposisikan diri bahwa kamu sebagai wanita. Dan yang namanya wanita tentu cantik dong (mana ada wanita yang ganteng?). Iya nggak?

Terus, biar nggak ada peluang orang yang nggak suka dengan jilbab untuk melecehkan kamu. Kamu kudu bisa menjaga diri sebagai jilbaber (kalo sekarang malah lebih ngetren dengan istilah hijaber—meski komunitas tersebut dalam berbusana muslimahnya belum sempurna sesuai syariat). Identitas kamu kudu jelas sebagai muslimah sejati. Bukan cuma ditampilkan dalam bentuk simbol busana aja. Tapi juga perilaku dan cara berpikir. Sehingga khas banget identitasmu sebagai muslimah. Itu sebabnya belajar memperdalam Islam adalah sebuah kewajiban untuk memoles inner beauty-mu.

Nah, ngomongin soal identitas, berarti kita kudu bicara konsep diri. Nah apa sih konsep diri? Menurut Anita Taylor, “Konsep diri adalah semua yang Anda pikirkan dan Anda rasakan tentang diri Anda, seluruh kompleks kepercayaan dan sikap tentang Anda, yang Anda pegang teguh.” (lihat dalam Communicating; 1977)

Ketika kamu sudah mengenakan jilbab dengan benar dan baik, itu artinya kamu udah jelas konsep diri kamu sebagai muslimah sejati. Maka, untuk memoles dan mencocokkan dengan tuntunan syariat, ucapan dan perilaku juga kudu jelas mencerminkan Islam. Jangan sampe deh kamu udah berjilbab tapi pergaulan kamu masih bebas. Atau kalo ngomong masih suka nyakitin ati orang lain. Semoga itu sedikit demi sedikit bisa kamu ubah kalo merasa masih belum sempurna.

Sebaliknya, jilbab harus menjadikan pemakainya sebagai orang-orang yang tidak saja cantik tetapi juga paling berani menjalani hidup ini. Seperti dalam sebuah puisi karya Bang Emha Ainun Najib, berjudul “Lautan Jilbab”–yang amat panjang itu—saya kutipkan penggalannya saja ya: “Jilbab adalah keberanian di tengah hari-hari sangat menakutkan, Jilbab adalah percikan cahaya di tengah-tengah kegelapan, Jilbab adalah kejujuran di tengah kelicikan, Jilbab adalah kelembutan di tengah kekasaran dan kebrutalan, Jilbab adalah kebersahajaan di tengah kemunafikan, Jilbab adalah perlindungan di tengah sergapan-sergapan.”

Hmm.. sudah siap kan menyandang predikat muslimah sejati? Yakin saja, dengan berjilbab itu sendiri kamu sudah cantik. Biar tambah cantik, maka poleslah kepribadianmu dengan ajaran Islam secara menyeluruh. Biar dunia tahu bahwa wanita bukan cuma dinilai dari sisi fisiknya saja, tapi juga perilaku dan kecerdasannya. Anehnya, justru dua unsur terakhir inilah yang nyaris tak menjadi ukuran kecantikan dalam masyarakat kapitalis. Kasihan kan orang yang cerdas tapi nggak cantik, atau orang yang punya keahlian tertentu tapi nggak disebut cantik gara-gara berkulit gelap atau umurnya sudah tua. Hmm.. kapitalisme memang kejam dan sadis!

 

Salam,
O. Solihin
Ingin berkomunikasi dengan saya? Silakan via Twitter di @osolihin

*Gambar dari sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.