Tak Baik Berbangga Diri

Percikan486 Dilihat

menonjolWah, nih sikap bisa ngerusak keikhlasan kita, Bro. Bener. Sumpah. Gimana nggak, sikap ‘ujub alias berbangga diri atau bermegah diri, seperti ngerasa paling ganteng, ngerasa paling pinter, ngerasa paling gagah, ngerasa paling kuat, ngerasa paling senior, nganggap diri paling mulia di antara temen-temen lainnya, juga kebanggaan lainnya seperti dalam hal keluarga, kedudukan, harta, pangkat, jabatan, dan sejenisnya. Pokoknya, kalo kamu ngerasa paling alim pun dan dengan begitu ingin dianggap alim oleh orang lain, itu termasuk ‘ujub euy. Jadi emang kudu ati-ati banget.

Biasanya juga orang yang ‘ujub itu bisa tergelincir menjadi tidak takut dosa. Menganggap orang lain tak sekuat dan sepintar dirinya, akan memplesetkan dirinya menjadi orang yang sombong dan tidak takut kepada Allah Swt. Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): “Tiga perkara yang dapat membawa kepada kehancuran: pelit, mengikuti hawa nafsu, dan suka membanggakan diri.” (HR ath-Thabari)

Menurut Ustad Rachmat Ramadhana al-Banjari dalam bukunya yang berjudul Mengarungi Samudera Ikhlas, dijelaskan bahwa rasa bangga dan kagum atas kelebihan dan keutamaan yang diberikan oleh Allah Swt. kepada seseorang, sehinga ia lupa diri, terbagi menjadi tujuh macam, yaitu (1) ‘ujub kepada keindahan tubuhnya, kesehatannya, kekuatannya, dan ketampanannya; (2) ‘ujub dengan akal dan kecerdikan serta kepandaiannya dalam berbagai permasalahan, baik yang berkaitan dengan dunia ataupun keagamaannya; (3) ‘ujub karena mempunyai keturunan yang mulia; (4) ‘ujub karena silsilah raja (penguasa pemerintahan), bukan karena atas dasar ilmu dan ketakwaan; (5) ‘ujub karena banyak memiliki anak, banyak memiliki pembantu, keluarga, pengikut, dan sebagainya; (6) ‘ujub karena harta benda yang berlimpah; (7) ‘ujub dengan pendapat yang keliru.

Baca juga:  Waspadalah dengan Istidraj

Sobat, kalo kamu ngerasa bangga karena punya wajah ganteng atau cantik dan memiliki tubuh yang proporsional antara tinggi dan beratnya, terus kamu merasa bangga dengan kondisi kamu itu, sembari merendahkan yang lain dan berharap pujian en decak kagum dari teman-teman kamu, itu udah masuk ke dalam kategori ‘ujub lho. Kudu ati-ati banget.

Begitu pula jika kamu kebetulan dikasih sama Allah Swt. kecemerlangan otak dan daya pikir. Kamu jadi juara kelas, atau juara umum di setiap semester. Faktanya memang kamu begitu. Tapi, dengan kelebihan yang kamu miliki itu ternyata kamu merasa bangga secara berlebihan sambil berharap ada tepuk tangan dari kawan-kawanmu dan berusaha untuk mencari cara agar dianggap sebagai orang yang berilmu dan semua temanmu ngomongin kelebihan kamu. Sikap seperti ini, kalo dibiarin terus bisa tuh masuk kategori ‘ujub alias berbangga diri secara berlebihan sambil berharap pujian dari orang lain.

Oya, kadang ada juga lho teman kita yang ngerasa bangga berasal dari keturunan yang mulia atau kelas tertentu dari keluarga ningrat atau terhormat di kalangan masyarakat sekitar kita. Faktanya memang demikian, tapi jika kemudian merasa bangga secara berlebihan dengan kondisinya tersebut ia bisa aja jatuh kepada sifat ‘ujub. Misalnya aja gini, mentang-mentang kamu sebagai anak pejabat atau tokoh masyarakat, lalu tindakanmu udah berlebihan dan selalu membanggakan orang tua atau silsilah nasabmu. Supaya kawan-kawanmu merasa kagum dan kemudian memuji kamu. Wah, jangan sampe deh kamu (dan kita semua) dihinggapi penyakit ‘ujub ini. Bahaya banget dan bakal ngerusak keikhlasan kita ketika bergaul dengan kawan-kawan lainnya.

Baca juga:  Berani Mengubah Diri

Nah, ketujuh kondisi yang bisa disebutkan sebagai sikap ‘ujub itu memang bisa ngerusak keikhlasan kita, Bro. Memang kita mudah ngerasa bangga jika kita memiliki kelebihan dibanding kawan lain. Sebagai ketua OSIS merasa paling terhormat di antara anggota OSIS yang lain. Sebagai ketua Rohis, kita ingin dianggap paling alim di antara kawan lainnya di sekolahmu. Wah, nggak banget deh. Walaupun faktanya memang seperti itu, tapi bukan untuk dijadikan kebanggaan yang bisa ngerusak keikhlasan perbuatanmu dalam bermualah dengan kawan-kawanmu.

Sikap ‘ujub ini emang bisa jadi nggak kerasa bisa masuk ke pikiran dan perasaan kita dengan sangat lembut dan bahkan seolah-oleh kita merasa harus membanggakan diri dengan segala kelebihan yang kita miliki. Termasuk nih, kalo kamu sampe tetep ‘ujub dengan pendapat yang keliru karena merasa bahwa kamulah paling pandai dan paling shalih. Padahal, faktanya orang pandai dan orang shalih pun bisa salah. Bisa berbuat dosa. Ok? Semoga pembahasan ini tambah bikin kamu jadi ngeh sifat-sifat yang bisa ngerusak keikhlasan kita, khususnya tentang ‘ujub ini.

Salam,
O. Solihin
Ingin berkomunikasi dengan saya? Silakan via Twitter di @osolihin

*Gambar dari sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses