Misteri Ijazah Jokowi

Opini56 Dilihat

Beberapa hari belakangan, linimasa medsos kembali heboh. Bukan karena viralnya kucing ngevlog atau tren outfit ngampus minimalis–tapi gara-gara perkara lama yang muncul lagi: ijazah Jokowi. Yap, isu yang udah sempet adem ini mendadak panas lagi, kayak nasi bungkus yang dipanasin dua kali.

Bukan hal baru sih sebenernya, isu ini udah kayak lagu lama yang diputar ulang terus, tapi entah kenapa, masih aja rame. Kayak mantan yang udah move on, tapi ada aja yang nyari-nyari celah buat nyalahin masa lalu. Kali ini, yang menggaungkan isu ini adalah Tim Pembela Ulama dan Aktivis alias TPUA, dengan beberapa nama yang udah nggak asing di medsos yang turut meramaikan. Mereka menduga dengan kuat bahwa Presiden Joko Widodo memalsukan ijazahnya. Bukan tuduhan receh, tapi yang menyasar langsung ke kredibilitas dan integritas pribadi sekaligus jabatan kepala negara.

Mereka menduga bahwa ijazah Jokowi palsu. Serius. Presiden Indonesia ke-7, mantan wali kota Solo, mantan gubernur DKI, yang udah sepuluh tahun memimpin negara ini, dituduh punya ijazah palsu. Dan tuduhan ini nggak cuma sekali dua kali, tapi udah berulang kali kayak sinetron jam prime time–tiap episode makin ribet dan dramatis.

Jokowi sendiri udah pernah membantah. Katanya, itu semua fitnah. Bahkan ia mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum terhadap para penuduh. Dan Universitas Gadjah Mada (UGM), kampus tempat beliau kuliah, juga sudah mengonfirmasi bahwa Jokowi memang lulusan mereka. “Ijazahnya asli, Bro!” begitu kira-kira kata pihak kampus.

Baca juga:  Mengapa Golput 'Diharamkan'?

Tapi, nah ini dia “tapi”-nya, kenapa sampai sekarang ijazah aslinya belum juga diperlihatkan ke publik?

Banyak yang mulai mikir, “Kalo memang nggak ada yang disembunyiin, kenapa nggak ditunjukin aja langsung?” Simpel kan? Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Masyarakat malah disuguhkan klarifikasi berbentuk pernyataan, bukan bukti visual yang konkret. Padahal, kalo cuma nunjukin selembar dokumen buat nyetop isu nasional, kenapa nggak?

Nah, dari sinilah muncul suara-suara yang menilai bahwa Jokowi bisa jadi tidak jujur. Bahkan ada yang mulai meyakini bahwa dia berbohong soal latar belakang pendidikannya. Ini bukan lagi perkara surat lulus atau nggaknya, tapi udah jadi soal kepercayaan publik. Orang-orang jadi waswas, karena merasa digantungin sama misteri yang nggak ada akhirnya.

Kasus ini pun berkembang kayak sinetron yang rating-nya bagus: penuh spekulasi, teori, dan drama. Ada yang bilang ini bagian dari permainan politik, ada yang yakin ini adalah bom waktu yang siap meledak. Tapi terlepas dari semua teori itu, poin utamanya tetap sama: masyarakat ingin kejelasan.

Ijazah itu dokumen resmi, bukan barang gaib. Kalo ada yang nuduh palsu, ya tinggal tunjukin yang asli. Kalo bener, ya beres. Tapi kalo ditutup-tutupi terus, ya wajar dong kalo publik jadi curiga. Di era digital kayak sekarang, transparansi itu bukan opsi, tapi itu keharusan.

Baca juga:  Jalan Berlubang dan Tanggung Jawab Pemimpin

Biar nggak makin sumpek, yuk kita geser dari drama ke data. Kalo emang salah, proses. Kalo benar, tunjukkan. Karena bangsa ini terlalu besar untuk terus digantungin sama isu yang sebenernya bisa selesai dalam waktu lima menit. Tentu, asal semua pihak mau buka-bukaan dan gentle.

Ijazah itu dokumen, bukan teka-teki silang. Dan kebohongan, seberapapun disembunyikan, pasti bakal muncul juga. Tinggal nunggu siapa yang mau jujur dan gentle buat buka-bukaan, tanpa drama dan sensasi murahan.

Dan buat kita semua, yang nonton dari pinggir lapangan: tetap waras, tetap kritis. Jangan gampang terpancing tapi juga jangan gampang percaya. Karena kadang, kebenaran itu nggak datang dari yang paling keras suaranya, tapi dari yang paling jujur dan terbuka.

Salam,
O. Solihin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses