Menjaga Islam dengan Ilmu

baca-quranPasti kamu pada kenal deh dengan Aisyah ra? Yup, beliau adalah putri pertama dari pasangan Abu Bakar ash-Shiddiq Abdullah bin Abu Quhafah dan Ummu Ruman binti Amir. Rasulullah saw. menikahi Aisyah pada usia enam tahun setelah Siti Khadijah wafat. Dan Aisyah baru tinggal satu atap dengan Rasul di usianya yang menginjak sembilan tahun.

Aisyah adalah sosok wanita yang berwibawa dan cantik. Karenanya Rasul memberi julukan ‘Humaira (yang kemerah-merahan pipinya)’. Nah, Aisyah juga dikenal sebagai wanita yang cerdas dan pandai sehingga menjadikannya termasuk al-mukatsirin (orang yang terbanyak meriwayatkan hadis). Muslimah yang wafat pada usia 63 tahun ini telah meriwayatkan hadis dari Rasulullah saw. sebanyak 2210 hadis. Di antaranya, 297 hadis tersebut dalam kitab shahihain dan yang mencapai derajat muttafaq ‘alaih 174 hadis.

Sobat, berkat ilmu yang dimilikinya, salah satunya kita jadi tahu banyak tentang kehidupan Rasulullah saw. Dan dakwahnya dari hadis-hadis yang disampaikan Aisyah ra. Sehingga, tradisi keilmuan dalam Islam bisa kejaga sampai sekarang.

Ali bin Abi Thalib ra., Abu Bakar ash-Shiddiq ra, Umar bin Khaththab ra, Usman bin ‘Affan ra dan ribuan sahabat lainnya adalah para ulama alias orang-orang berilmu, bahkan sebagian besar di antara mereka adalah para mujtahid alias ahli ijtihad. Itu sebabnya, Islam bisa terus terjaga karena ilmu-ilmu yang diturunkan kepada generasi setelahnya. Subhanallah.

Itu sebabnya, ribuan ulama di masa kekhilafahan Islam siap menjaga Islam dengan ilmu-ilmu mereka. Islam memiliki ilmuwan bernama Ibnu Khaldun. Dunia mengenalnya sebagai seorang ilmuwan Muslim yang pandai dalam bidang sosiologi dan ilmu sejarah. Nama lengkapnya Abu Said Abd Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami al-Ishbili.

Beliau lahir di Tunisia pada tanggal 27 Mei 1332. Kegigihannya dalam menuntut ilmu melambungkan namanya sebagai seorang ilmuwan besar dan politisi kawakan. Tak heran jika pada usia belasan beliau pernah berdinas di pemerintahan Mesir. Pernah juga diangkat jadi Hakim Agung di Malakite-Mesir dan terakhir jadi dosen al-Azhar University.

Ibnu Khaldun populer berkat sebuah buku masterpiece-nya. Buku berjudul “Muqaddimah” (Pendahulan) ini merupakan sebuah karya besar literatur mengenai filsafat, sejarah, dan sosiologi. Di dalamnya, beliau menggambarkan tanda-tanda kemunduran Islam dan jatuh bangunnya kekhalifahan melalui pengalamannya selama mengembara ke Andalusia dan Afrika utara. Dan akhirnya beliau berpulang ke rahmatullah pada tanggal 17 Maret 1406 di Kairo-Mesir. (Majalah Sobat Muda, Edisi 03/Nopember 2004)

Melalui karya yang berhasil ditulisnya karena kedalaman ilmunya itulah Islam bisa kita kenal sampai sekarang. Kita bisa belajar dan tahu bagaimana tentang jatuh-bangunnya Khilafah Islam dan bagaimana cara mensiasati agar tak terulang. Islam, bisa dijaga dengan ilmu yang dimiliki oleh para ulama.

Selain Ibnu Khaldun, ada juga Ibnu Taymiyah. Nama lengkap beliau adalah Taqiyyuddin Abu Abbas Ibnu Taimiyah. Syeikhul Islam ini dilahirkan pada Senin, 10 Rabiul Awwal 661 H (22 Januari 1263) di Harran, Damaskus. Beliau menerima pendidikan Islam langsung dari ayahnya, Syihabuddin Abdul Halim, ahli hadis terkenal di masanya. Sedari kecil, Taimiyah dikenal dengan kecerdasannya.

Tak mengherankan jika pada usia sepuluh tahun, ia udah mempelajari buku-buku utama tentang hadis, seperti kitab Musnad Ahmad, Kutubus Sittah, Mu’jam Thabari. Ia juga mendalami ilmu kalam, filsafat, dan fikih. Di ketiga disiplin inilah, Taimiyah sangat menguasai, hingga ia dikenal sebagai faqih dan filosof. Hingga wafatnya, Ibnu Taimiyah telah menulis sekitar 500 buku (catet: 500 buku, bro!). Buku yang terkenal seperti; Manhaj as-Sunnah, Majmu’ al-Fatawa, Muqaddimah fi Ushulul Tafsir, Arad ‘Alal Falsafah Ibnu Rusyd, dan Subut An Nubuwat. Beliau wafat pada tanggal 20 Dzulhijjah th. 728 H. Semoga Allah merahmati Ibnu Taimiyah, dan kita bisa meneladani keistiqomahannya dalam memegang ajaran Islam.

Subhanallah, Islam tak terputus karena terus dijaga dan dengan ilmu-ilmu para ulama, salah satunya Ibnu Taimiyah. Islam memiliki ribuan, bahkan bisa jadi jutaan ulama yang siap menjaga Islam dengan ilmunya. Sehingga kita masih bisa mempelajari Islam langsung dari sumbernya karena peran para ulama tersebut.

Nah, semoga kita juga menjadi bagian yang menjaga Islam dengan ilmu yang kita miliki agar anak cucu kita kelak tetap mengenal Islam dari sumber yang benar. Itu sebabnya, yuk terus kuatkan sinyal perjuangan kita dengan ilmu yang kita miliki. Kita sebarkan dakwah Islam ini dengan dukungan ilmu yang kita miliki tentang Islam. Insya Allah, ini akan membuat kita (dan semua kaum muslimin) tetap bangga menjadi Muslim karena merasa begitu dekat dengan Islam karena ilmu yang disampaikan oleh para ulama.

Tentunya, supaya kita bisa menjaga Islam dengan ilmu kita, kita harus memilikinya terlebih dahulu. Satu-satunya cara untuk mendapatkan ilmu adalah dengan belajar. Ya, nggak ada cara lain selain belajar. Belajar ilmu agama, sekaligus ilmu umum. Oke? Sabda Rasulullah saw.: “Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar.” (HR Bukhari)

Tuh, jadi yuk kita belajar. Tak ada kata males-malesan dalam mencari ilmu, apalagi males beneran. Ayo mulai sekarang juga!

Salam,
O. Solihin
Ingin berkomunikasi dengan saya? Silakan via Twitter di @osolihin

*Gambar dari sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.