sahabatku, engkau pernah bertanya padaku
: untuk apa jalani hidup?
aku jawab: aku menikmatinya
engkau tak pernah bosan bertanya
: kenikmatan untuk apa?
aku mulai bosan menjawab
: nikmati saja, dunia terlalu indah untuk dilewatkansuatu hari engkau datang lagi padaku dan bertanya
: masih nikmatkah hidupmu?
aku memicingkan mata
: tidakkah kau lihat bahwa aku belimpah kesenangan?
sahabatku memburuku
: pantaskah dirimu bersenang-senang sendiri?
aku mulai bosan menjawab
: sudahlah, hidup jangan dibuat susahhari ini engkau mengunjungiku dan lontarkan kata
: dunia sudah tua, penuh tipu daya pula
aku sinis memandangnya
: jangan cemburu, nikmati saja jika kau mampu
sahabatku mengejarku
: bagaimana jika kau mati saat ini?
aku mulai bosan menjawab
: jangan pikirkan kematian, nikmati hidup!engkau terus datang sesukamu
tiap hari, tujuh hari dalam seminggu
bahkan kapan saja saat engkau bertemu denganku
engkau tak pernah bosan
aku yang mulai bosan
juga kesalooOoo
lama tak bertemu denganmu
tiba-tiba aku merasa kehilanganmu
jujur, pedulimu kepadaku adalah irama
tanyamu kepadaku adalah nada
meski tak kusuka iramanya
tak kuharap nadanya
itu irama lain dari luar hatiku
itu nada lain dari jarak yang jauh dari pikirkutapi diam-diam irama dan nada itu merayap di hatiku
memenuhi semua rasa dan pikirku
menguasai benakku dan kendalikan diriku
dalam hening aku tafakur
lama menyerap pesan dan tanyamu
aku lirih bergumam
: kamu benar, sahabatkuengkau pernah katakan
: suatu saat pasti kau berubah, aku yakin pasti
aku tersenyum kala mengingat katamu
: benar, kini aku bisa sepertimu
terima kasih sahabatku
kadang memang perlu waktu untuk berubah
kadang pula perlu gejolak untuk meyakinkanBogor, Kamar Kos, Agustus 1990
*gambar dari sini
