#webseriesramadhan | Serial Marbot Madani | By: O. Solihin
Shalat tarawih malam ini di Masjid Daarun Niaam ada yang spesial. Penceramah kultumnya mirip Bang Haji Rhoma Irama. Kontan heboh seisi masjid. Terutama emak-emak dan calon emak-emak. Ada yang histeris malah. Untungnya nggak ada yang melempar bunga segala. Untungnya lagi kalo pas ada yang ngelempar bunga nggak berikut potnya.
Haji Tohir memberikan sambutan sebentar sebelum penceramah yang ternyata diketahui bernama Ustaz Ujang Obon Suja’i itu menyampaikan tausiyahnya. Setelah diberikan kesempatan, lalu Ustaz Ujang mengucap salam dan hamdalah sebagai pembuka majelis.
“Jadi saudara-saudara belum kenal saya? Sungguh ter-la-lu!” guyonnya diiringi tawa hadirin.
“Saya juga heran. Penampilan saya mirip Bang Haji Rhoma Irama. Ya, janggutnya ya rambutnya, ya suaranya,” kembali geeerr tawa hadirin pecah.
Dari seberang tempat duduk anak-anak ada yang nyeletuk, “Bang Rhompal. Bang Rhoma Palsu!” yang kemudian diiringi tawa seisi masjid.
Aji dan beberapa anak Marbot Madani juga ikut ketawa. Tapi nggak berlangsung lama karena kemudian menyadari bahwa ini majelis ilmu, tapi kok banyak candanya.
Hanya lima belas menit Bang Rhompal ngasih tausiyah. Menarik dan menghibur untuk orang awam. Ada satu pesan yang berkesan yang disampaikan Bang Rhompal dalam tausiyahnya, yang kemudian diingat oleh Aji dan kawan-kawannya.
“Saya mengutip satu pendapat salafu shalih. Yahya bin Abu Katsir namanya. Beliau berkata,
‘Jangan sampai kamu terpesona oleh kelembutan dan kesabaran seseorang, sampai dia marah. Jangan pula oleh sifat amanahnya, sampai dia menjadi tamak. Sesungguhnya kamu tidak tahu, pada sisi mana dia akan terjatuh. Ada tiga hal yang jika berada di suatu rumah niscaya keberkahan dicabut darinya: mencuri, zina, dan khianat’,” panjang lebar Ustaz Ujang membeberkan.
“Nah, itu sebabnya. Anda jangan terpesona dengan penampilan saya yang mirip Bang Rhoma. Jangan juga mudah percaya dengan apa yang saya tampilkan di hadapan Anda semua. Belum tentu saya baik. Saya bisa saja hanya tebar pesona di hadapan Anda. Jadi, jangan lihat penampilan saya yang mungkin saja menarik bagi Anda. Tapi lihat isi pesan yang saya sampaikan. Jika benar diambil, jika salah nasihati saya.” Ustaz Ujang Obon Suja’i alias Bang Rhompal menutup tausiyahnya diiringi tepuk tangan hadirin.
“Eh, ini masjid. Jangan tepuk tangan ya, emangnya ane burung dara?” timpang Bang Rhompal diiringi tawa hadirin.
“Sebaiknya, teriak takbir aja!” Bang Rhompal melanjutkan.
Selesai sudah ceramah singkat itu. Jamaah kemudian kembali bersiap untuk shalat witir. Ternyata untuk shalat witirnya dipimpin Bang Rhompal sebagai imam. Bacaan al-Qurannya bagus dan fasih. Tartil. Sehingga jamaah merasakan kekhusyu’an dalam shalatnya. Bahkan Aji sampai menitikkan air mata.
Satu surah yang dibaca Ustaz Ujang Obon Suja’i alias Bang Rhompal sudah familiar di telinga Aji dan anak-anak Marbot Madani, yakni surah Yunus ayat 24, (yang artinya), “Perumpamaan kehidupan dunia ini laksana air yang Kami turunkan dari langit, lalu dengan air itu Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan di bumi dengan subur. Tumbuh-tumbuhan itu menjadi makanan manusia dan ternak. Ketika bumi menjadi subur dan tampak indah, penanamnya mengira bahwa mereka itu mampu menguasai hasil panennya. Akan tetapi tiba-tiba pada malam harinya atau siang harinya datang azab Kami. Kami jadikan tumbuh-tumbuhan itu musnah karena bencana. Tumbuh-tumbuhan itu seolah-olah tidak pernah ada sebelumnya. Demikianlah Kami jelaskan bukti-bukti kekuasaan Kami dengan rinci dalam al-Quran kepada kaum yang mau berpikir.”
Tausiyah menarik dan menyentuh dari Bang Rhompal menjadi catatan tersendiri. Setidaknya bagi jamaah yang masih awam sehingga sadar dan mau giat belajar Islam lebih banyak lagi.[]