Ternyata, Aku Jadi Penulis (episode 4-Selesai)

Banyak pengalaman aku dapatkan saat bergabung dengan majalah MIMBAR tersebut, selain aku juga aktif menulis untuk buletin remaja STUDIA yang memang aku sendirilah penulisnya saat itu. Bekerja di majalah MIMBAR membuatku makin kenal dengan dunia jurnalistik dan sempat wawancara dengan beberapa tokoh nasional. Gedung DPR/MPR juga sempat menjadi tempat mangkalku untuk nyari berita dan wawancara dengan beberapa tokoh. Namun, di tengah asyiknya menikmati dunia jurnalistik, majalah MIMBAR mengalami krisis dan pada bulan September tahun 2000 adalah edisi terakhir majalah tersebut terbit. Beruntung, sebelum krisis majalah tersebut bertambah buruk dengan berhenti terbit, bulan Agustus aku dan Iwan Januar sudah menjalin kerjasama dengan Majalah al-Waie untuk menerbitkan edisi perdananya pada September 2000. Jadi, begitu Majalah MIMBAR benar-benar berhenti terbit aku langsung pindah ke Bogor dan kerja untuk Majalah al-Waie. Sehingga, kemampuan menulisku tetap terjaga dan bahkan berusaha untuk mengembangkannya lagi.
Pada tahun 2001, tepatnya tanggal 19 Januari 2001, aku membuat sebuah mailing list (milis) majalah Permata di dunia maya. Tujuanku, setidaknya untuk mengobati para fans Majalah Permata yang udah nggak mendapatkan informasi dari majalah tersebut. Ternyata, milis ini juga menjadi salah satu sarana untuk mengasah kemampuan menulisku. Jadi pada saat itu, ada tiga media yang memberikan peluang kepadaku untuk mengasah keterampilan menulis: Majalah al-Waie, Buletin Remaja STUDIA, dan Mailing List Majalah Permata. Aku, jadi makin tenggelam saja menikmati dunia menulis dengan media tersebut. Media milis ini pula yang kemudian mengantarku untuk berkenalan dengan para fans Majalah Permata dan mendapat kenalan baru, baik yang aktif di dunia menulis, maupun bukan. Banyak warna dan banyak cerita di milis tersebut.
[cc_blockquote_right]Menulis buku tetap aku lakukan. Maka pada tahun 2008 hingga 2011 ini terbit beberapa buku: Jangan Bilang Cinta; Muda Luar Biasa!; Jomblo’s Diary; NGAJI: Sampai Nanti Sampai Mati; serta ada satu buku yang belum sempat ditetbitkan oleh penerbitnya meski sudah melakukan akad penerbitan, judulnya Ikhlasholic for Teens. [/cc_blockquote_right]Pada awal tahun 2002, aku, Iwan, Pak Dahlan, dan Andi mulai menyusun rencana untuk kembali “menghidupkan” majalah PERMATA. Alhamdulillah, pada bulan April 2002, Majalah Permata mendapat investor dan pada bulan Mei 2002 resmi terbit perdana. Sayangnya, karena tidak tercapainya beberapa kesepakatan dengan teman-teman yang mengelola PERMATA pada edisi 1996-1998, akhirnya kami berjalan sendiri tanpa mereka. Seiring dengan terbitnya Majalah PERMATA, dan makin sibuknya aktivitasku di sana, maka aku resign dari Majalah al-Waie dan lebih fokus ngurus PERMATA. Sebab, PERMATA adalah wadah yang menyatukan antara kemampuan menulis dan hobiku mengurus dunia remaja.
Nah, yang membuatku makin mantap dan merasa senang adalah karena pada tahun 2002 ini pula kumpulan tulisanku di STUDIA yang sudah dipermak ulang akhirnya diterbitkan oleh penerbit Gema Insani Press. Bahagia banget, sebab ada empat penerbit sebelumnya yang menolak karyaku yang berjudul Jangan Jadi Bebek tersebut. Saat itu aku berpikir, “Aku sudah menemukan duniaku!”
Perjalanan karir menulisku terus terasah dan makin terampil dengan lahirnya beberapa buku berikutnya: Jangan Jadi Seleb (2002) dan Jangan Nodai Cinta (2003). Dua buku tersebut aku tulis bareng Iwan Januar. Kemudian disusul buku Menjadi Penulis Hebat; Andai Kamu Tahu pada tahun 2004. Sayangnya, karir jurnalistikku di Majalah Permata akhirnya harus berhenti setelah investor majalah tersebut menyatakan “angkat tangan” dan tak mampu lagi mensuplai operasional majalah tersebut pada Juli 2004. Oya, ini investor kedua yang membeli PERMATA dari investor pertama pada Agustus 2003 sebelumnya.
Sejak saat itu, aku dan beberapa kawan kemudian merintis majalah sejenis dan akhirnya berhasil menerbitkan Majalah Remaja SOBAT Muda pada edisi perdananya bulan September 2004. Menulis buku Alhamdulillah jalan terus, maka lahirlah buku fiksi pertamaku pada bulan Nopember 2004 dengan judul Secret Admirer yang merupakan kumpulan cerita dari Serial Ogi. Kemudian di awal 2005 disusul dengan terbitnya buku Bangkit Dong, Sobat!
Pada bulan Juni 2005, terbit buku Loving You Merit Yuk! yang aku garap dengan tandemku dalam menulis di Buletin STUDIA, yakni Hafidz (yang mulai menulis di STUDIA pada tahun 2003). Juga aku ikut menyumbang tulisan untuk buku yang ditulis keroyokan oleh beberapa penulis, yakni buku berjudul How to Get Married yang terbit pada Agustus 2005. Nah, pengalaman cintaku ini tertuang di buku ini. Udah pernah baca? Kalo belum, coba deh baca ya.. hehehe
Selama menggarap majalah SOBAT Muda, aku juga berhasil menulis buku-buku kecil, buku saku dan diterbitkan oleh Al Azhar Press sebanyak 27 buku hingga awal 2007. Jadi, meski akhirnya Majalah SOBAT Muda diberhentikan oleh pihak tertentu pada Oktober 2006, namun aku terus menulis. Buletin Remaja STUDIA yang aku kelola bersama dua orang teman dalam akad syirkahnya masih tetap jalan. Sehingga kemampuan menulisku masih terjaga. Awal tahun 2007, terbit bukuku yang paling tebal dibanding buku-bukuku sebelumnya. Ya, buku tersebut adalah Yes! I am MUSLIM. Kemudian disusul oleh buku Gaul Tekno Tanpa Error dan Save Our Soul di bulan Agustus 2007.
Nah, praktis sejak Majalah SOBAT Muda diberhentikan penerbitannya, aku hanya menulis untuk Buletin STUDIA. Selain itu, untuk menuangkan gagasan-gagasanku yang tak tertampung di buku dan di Buletin STUDIA, akhirnya aku bikin blog pribadi ini pada bulan Februari 2007, hanya saja baru aktif diisi dan dikelola pada bulan Maret 2007. Untuk menambah daya gedorku dalam menyebarkan dakwah via tulisan, aku bekerjasama dengan seorang teman yang kebetulan mengerti soal IT dan juga memiliki usaha pribadi dalam penyewaan webhosting, membuat website dakwah GAULISLAM.COM pada April 2007. Sebab, aku hanya ingin terus menulis dan menulis. Prinsipku: “Jangan Berhenti Nulis!” ingin aku praktikkan dengan nyata. Menulis untuk menyampaikan kebenaran dan untuk kemuliaan Islam. Insya Allah.
Sayangnya, bulan Oktober 2007, Buletin Remaja STUDIA yang sudah kugarap selama lebih dari tujuh tahun juga harus dibubarkan alias diberhentikan oleh pihak-pihak tertentu. Tapi, Allah Swt. menghendaki aku tetap aktif menuangkan gagasanku via tulisan, maka aku akhirnya berhasil menerbitkan Buletin Remaja GAULISLAM, tak sampai seminggu sejak STUDIA dibubarkan. Alhamdulillah. Aku akan terus berdakwah melalui tulisan! Karena menulis bagiku adalah perjuangan dan ibadah. Dan, alhamdulillah, kini aku merasa (memang) sudah menjadi “penulis beneran”.
Menulis buku tetap aku lakukan. Maka pada tahun 2008 hingga 2011 ini terbit beberapa buku: Jangan Bilang Cinta; Muda Luar Biasa!; Jomblo’s Diary; NGAJI: Sampai Nanti Sampai Mati; serta ada satu buku yang belum sempat ditetbitkan oleh penerbitnya meski sudah melakukan akad penerbitan, judulnya Ikhlasholic for Teens. Mudah-mudah dalam waktu dekat bisa segera mengunjungi teman-teman remaja pembaca setia karya-karya saya. Insya Allah. Beberapa buku lainnya insya Allah segera hadir karena saat ini saya tengah memggarap beberapa buku.
Oke deh, kayaknya segini aja dulu kisah perjalanan hidupku dalam meniti karir sebagai penulis. Meski sampai saat ini masih belum sehebat dan seberkualitas, juga seberuntung penulis lainnya. Semoga ada manfaatnya yang bisa diambil oleh pembaca catatan harianku di blog pribadiku ini. Semoga pula menjadi inspirasi bagi siapa pun untuk mencoba terjun berkarir di dunia kepenulisan. Semoga Allah Swt. memberkahi kehidupan kita dan memudahkan segala urusan kita. Tetap semangat dan jangan pernah berhenti nulis. Sebab, menulis adalah ibadah dan perjuangan.
Salam perjuangan dan kemenangan ideologi Islam!
O. Solihin