Teguh dalam Kebenaran

Dakwah411 Dilihat

taubat1Sobat muda muslim, teguh dalam mempertahankan kebenaran adalah bagian dari keikhlasan kita dalam berjuang. Maksudnya nih, kalo kamu jadi aktivis Rohis, terus ada yang ngeledikin or ada yang mencemooh tentang aktivitas kamu yang, ya pasti beda dong ama anak-anak lain yang nggak jadi aktivis Rohis. Kalo harus dijemberengin sih, intinya aktivis Rohis biasanya beda ama anak-anak yang masih jahiliyah, gitu. Misalnya soal pakaian (menutup aurat atau nggak ketika keluar rumah), soal perhatian terhadap makanan dan minuman (halal or haram), kemudian minatnya yang besar kepada ilmu agama, dan sejenisnya.

Nah, ketika perilakumu yang beda ama anak-anak umum tuh ditunjukkin dalam keseharian kamu, mungkin aja kan ada yang pengen ngeledikin dan mencemooh. Di sinilah diperlukan keikhlasan kamu dalam berpegang teguh di jalan kebenaran yang udah kamu pilih dan pertahankan dengan susah payah. Kalo tujuan kamu adalah menggapai ridho Allah Swt., maka cemoohan bukanlah alasan yang bisa bikin kamu mundur dari kegiatan Rohis. Kalo dengan cemoohan aja bisa mundur, perlu dipoles lagi niatnya.

Masa’ sih? Ya iyalah. Soalnya, niat itu jelas karena ingin mendapat ridho Allah Swt., bukan ridho manusia. Ikhlas hanya ingin mendapatkan penilaian dari Allah Ta’ala semata, insya Allah cemoohan (bahkan mungkin cacimaki) no problem. Kalem aja lagi. Nggak akan mundur dari langkah yang sudah diayunkan ke depan. Nggak bakal berhenti untuk melepas pegangan kebenaran yang selama ini diyakini. Keikhlasan membuat semangat kita nyaris tanpa henti dan tanpa peduli hal-hal yang berkaitan dengan urusan yang bukan karena Allah Swt.

Baca juga:  Hati-Hati! Dua Golongan Ini Bakal Paling Nyesel di Hari Kiamat

Boys and gals, teguh dalam kebenaran yang kita yakini adalah upaya untuk mewujudkan ikhlas dalam tindakan nyata. Nggak gentar hadapi ujian. Kalo baru dicemooh aja udah mundur dari kegiatan Rohis atau dari kegiatan dakwah, berarti niatnya ikut kegiatan Rohis dan kegiatan dakwah lainnya belum sepenuhnya ikhlas karena Allah Swt. Sebab, kalo udah ikhlas, kita nggak ngarepin apa-apa, termasuk nggak peduli apakah perbuatan benar kita akan disetujui atau malah ditolak mentah-mentah oleh orang lain. Iya kan?

Rasulullah saw. udah nyontohin gimana teguhnya beliau dalam mempertahankan dan menyebarkan agama Islam ini. Rasulullah saw. pun pernah berkata kepada pamannya, pada saat ia meminta beliau untuk mengurangi kegiatan dakwahnya,: “(Paman), demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan urusan (dakwah) ini, aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah meme­nangkan agama ini atau aku hancur karenanya.” (dalam Sirah Ibnu Hisyam)

So, mulai sekarang kamu bisa benahi diri untuk senantiasa menjadikan ikhlas dalam seluruh amal shalih yang kita lakukan. Niat itu menentukan perbuatan kita, lho. Jadi perlu ditetapkan bahwa ikhlas karena ingin mendapat ridho Allah Swt. sajalah kita melakukan amal shalih, bukan untuk mendapatkan hal lain atau keridhoan dari manusia. Setuju kan?

Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya.” (QS al-Kahfi [18]:110)

Baca juga:  Jangan Remehkan Kebaikan

Ayo, tetap semangat untuk belajar dan mengamalkan syariat Islam agar kian meneguhkan diri dalam kebenaran Islam.

Salam,
O. Solihin
Ingin berkomunikasi dengan saya? Silakan via Twitter di @osolihin

*Gambar dari sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses