Deskripsi
Ngomongin soal mantan sepertinya nggak bakalan ada abisnya, selama masih ada yang pacaran. Why? Ya iya lah. Biasanya kan kalo pacaran gampang gonta-ganti pasangan. Belum terikat kuat buat merekat. Jadi, pastinya bakalan banyak pula yang jadi mantan pacar. Hmm…. ini masalah sepertinya gampang, tetapi bagi remaja seusia kamu jadi problem berat. Saya bisa memaklumi, karena saya juga pernah muda, pernah jadi remaja. Tetapi, tetap aja kamu jangan sampe gagal move on, dong. Beneran!
Ini semua berawal dari sebuah hubungan. Hubungan antara cowok dan cewek. Hubungan yang bisa saja diawali dari rasa suka, atau justru sebaliknya, saling benci. Tetapi seiring berjalannya waktu, yang awalnya benci malah mulai tumbuh rasa suka (aneh ya? Nggak juga sih). Ngakunya atas dasar cinta. Lalu, mereka menjalin ikatan kasih sayang. Berjanji nggak bakalan saling menyakiti. Sayangnya, ikatan itu mereka namakan pacaran, bukan pernikahan. Ya, namanya juga pacaran, nggak ada ikatan kuat dalam hubungan tersebut. Satu-satunya yang kuat, bisa jadi cuma nafsunya. So, jangan heran kalo akhirnya mereka yang menjalani pacaran lebih banyak mengedepankan sisi egoisnya. Minta lebih atas yang lain. Biasanya cowoknya ngegombal sama ceweknya bahwa sebagai bukti cinta si cewek harus berani berkorban untuk si cowok. Begitupun sebaliknya, meski komitmen si cowok tak sekuat nafsunya.
Oya, jangan kaget, mungkin ada di beberapa bagian buku ini ditulis dengan nada agak “galak”. Hehehe.. bukan maksud nakut-nakutin kamu. Nggak. Itu hanya salah satu pendekatan komunikasi agar lebih variatif. Namun, tetap kamu juga dapetin pesan yang ditulis dengan lembut selembut dan empuk tahu sutra. Memang, ada kata-kata yang sudah saya “gergaji” juga agar tak terlalu galak. Intinya, sekadar jembatan komunikasi dan variasi agar nggak bosen. Ok?
Ulasan
Belum ada ulasan.