Kalo kita mau membaca kisah hidup Nabi Muhammad saw., kayaknya kita bakalan terharu deh. Gimana nggak, saat beliau masih dalam kandungan ibunya, ayahnya sudah meninggalkan beliau selama-lamanya. Kemudian di masa kanak-kanak, saat butuh kasih sayang ibunya, Muhammad pun harus kehilangan ibunda tercintanya untuk selama-lamanya. Kalo mau ngukur kehidupan dengan untung-rugi menurut pikiran kita, rasa-rasanya kehidupan seperti itu sangat membuat kita menderita.
Tapi, masa kecil Muhammad saw. sungguh sangat patut untuk kita teladani. Beliau yang oleh Allah Swt. sudah dipilih menjadi utusanNya di muka bumi ini nggak nunjukkin rasa minder atau lemah. Sebelum menjadi Nabi dan Rasul pun, Muhammad sudah berbudi pekerti baik ketimbang penduduk kabilah Quraisy pada umumnya. Kamu bisa baca lebih detil tentang kehidupan Muhammad Rasulullah saw. di buku-buku shirah tentang beliau. Biar mantap gitu lho. Karena kalo harus semua diceritakan di sini kayaknya nggak bakalan cukup deh.
Begitu pun dengan para sahabat Rasulullah saw. Begitu banyak teladan yang bisa kita ambil dari banyaknya perilaku dan kehidupan para sahabat Rasulullah saw. Oya, kayaknya kamu perlu tahu siapa saja yang berhak disebut sebagai sahabat Rasulullah saw. Sahabat adalah orang yang lama menjalin persahabatan dengan Rasulullah saw, banyak mengikuti majelis Rasulullah saw dengan jalan bergaul intens (tatabbu’), dan mengadopsi langsung dari Rasulullah saw. Diriwayatkan dari Syu’bah bin Musa al-Sabalaniy berkata, “Saya berjumpa dengan Anas bin Malik, kemudian saya bertanya kepadanya, “Apakah masih ada sahabat Rasulullah saw yang tersisa selain Anda?” Anas berkata,” Masih ada sebagian orang ‘Arab yang melihat Rasulullah saw, adapun orang yang bersahabat dengannya sudah tidak ada”.
Al-Mazaniy berkata dalam Syarh al-Burhan, “Menurut kami, sahabat yang adil itu bukanlah orang yang sekadar melihat Rasulullah saw. sehari atau melihatnya dengan temporal, atau berkumpul dengannya untuk suatu tujuan tertentu tetapi tidak berteman dekat dengan Rasulullah saw. Menurut kami, sahabat adalah orang yang dekat dengan Rasulullah saw, menolongnya, dan mengikuti cahaya (petunjuk) yang telah diturunkan Allah Swt., dan mereka adalah orang-orang yang beruntung”. Imam Abu Bakar Ahmad bin ‘Aliy al-Hafidz dengan sanad dari Sa’id bin Musayyab bahwa ia pernah berkata, “Kami tidak menghitungnya sahabat kecuali orang yang bersama dengan Rasulullah saw satu, atau dua tahun, dan berperang bersamanya sekali atau dua kali peperangan”
Atas dasar itu, seseorang tidak terhitung sahabat kecuali memenuhi syarat, atau tercakup dalam makna shuhbah, yakni berteman dekat dengan Nabi saw. dan lama mengikuti majelis Rasulullah saw.
Nah, kita punya banyak sahabat Rasulullah saw. yang masing-masing memiliki kelebihan dan keunikan tersendiri. Rasa-rasanya, ini juga patut kita banggakan dan seharusnya mampu mengatrol rasa percaya diri kita. Jangan salah lho, karena para sahabat Rasulullah saw. ini bak bintang di langit yang kerlap-kerlip di malam hari. Ia akan ‘menemani’ kita dalam memilih dan memilah jalan yang hendak kita tempuh. Pantas banget kalo mereka layak kita jadikan sebagai panutan dalam kebaikan.
Allah Swt. berfirman (yang artinya):“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS at-Taubah [9]: 100)
Nabi saw. juga bersabda (yang artinya):“Bintang-bintang adalah kepercayaan bagi langit, jika bintang telah pergi maka datangilah langit yang telah dijanjikan, sedangkan aku adalah kepercayaan para sahabatku, maka jika aku telah wafat datangilah para sahabatku terhadap apa-apa yang mereka janjikan.” (HR Muslim)
Dalam hadis lain beliau saw. menyampaikan (yang artinya): “Janganlah kalian mencela para sahabatku, janganlah mencela sahabatku, maka demi jiwaku yang berada di tanganNya meskipun salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar Uhud tidak akan menyamai satu mud pun salah seorang dari mereka, juga tidak separuhnya.” (HR Muslim)
Para sahabat Rasulullah saw. ini akan menjadi teladan bagi kita untuk terus menyampaikan dan mendakwahkan Islam. Nggak berlebihan tentunya jika kita akan merasa bangga dan percaya diri menjadi seorang muslim. Kita bisa “napak tilas” perjuangan mereka dalam menyebarkan Islam. Malu atuh ya, kita cuma duduk sambil ongkang-ongkang kaki tanpa berbuat sedikit pun untuk perjuangan membela Islam ini. Biar mantep, silakan baca profil para sahabat Rasulullah saw. yang udah tersebar di banyak buku saat ini. Oke?
Salam,
O. Solihin
Ingin berkomunikasi dengan saya? Silakan via Twitter di @osolihin
*Gambar dari sini