Jalan Berlubang dan Tanggung Jawab Pemimpin

Opini755 Dilihat
IMG_20140211_082345Sejak Desember 2013 lalu, hingga hari kemarin (Senin 10 Februari 2014) di Bogor masih sering turun hujan. Adakalanya hanya gerimis, sisanya deras. Durasinya ada yang lama, ada pula yang sebentar. Air yang melimpah ini adakalanya berbuah musibah, di antaranya terjadi banjir atau jalanan yang rusak dan berlubang karena selain digerus air juga karena dilewati berbagai kendaraan. Di jalanan besar malah jumlah jalan yang rusak dan berlubang juga banyak karena kendaraan yang melewatinya ada juga yang ukurannya jumbo. Saya kadang ngeri, ketika macet lalu membayangkan bersebelahan dengan truk yang ukuran bannya saja melebihi tinggi sepeda motor.
Setidaknya sepekan tiga kali saya melakukan perjalanan PP dari Bogor ke Sawangan, Depok. Jalan Raya Parung itu kini banyak jalannya yang berlubang. Memasuki jalan alternatif lintasan Arco hingga Pengasinan, sudah tak terhitung lagi jumlahnya (karena saking banyaknya tak sempat dihitung sebetulnya hehehe…). Waktu tempuh dalam kondisi jalan normal (tak banyak lubang), paling cepat pernah memecahkan rekor 35 menit. Tetapi saat ini, paling cepat di kisaran 50 menit hingga 60 menit. Jarak tempuh dari rumah ke tempat mengajar itu sekitar 23 kilo meter.
Papan pengumuman di sekitar daerah Jabon, Kemang, Bogor, agar pengendara berhati-hati karena banyak jalan berlubang. Saat ini, ada jalan yang lubangnya sudah ditutup, tetapi sebagian besar belum diperbaiki.

Banyaknya jalan berlubang ini (terutama di musim hujan) tentu saja membahayakan bagi pengguna jalan. Lalu, apakah hanya dibiarkan saja? Mungkin agak sulit memperbaiki jalanan ketika hujan masih sering turun dengan deras. Tetapi, apakah memang tak dicari cara lain yang barangkali bisa dilakukan? Apakah pemerintah hanya mampu diam? Masih beruntung banyak warga di sekitar jalan yang rusak mau membenahi jalan dengan seadanya. Namun tetap saja tanggung jawab pemerintah untuk membenahi jalanan yang rusak sebagai bentuk perhatian dan kepedulian kepada rakyat yang dipimpinnya.

Jalan terbuka (lubang besar) di seberang jalan ini (berlawanan arus), sehingga warga merasa perlu untuk memasang pengumuman dilengkapi barikade. Ini di dekat pertigaan Telaga Kahuripan, Bogor.

Ah, jadi teringat kisah Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu tentang jalan berlubang di Irak. Amirul mukminin Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu yang terkenal tegas dan tegar dalam memimpin kaum muslimin tiba-tiba menangis, dan kelihatan sangat terpukul. Informasi salah seorang ajudannya tentang peristiwa yang terjadi di tanah Iraq telah membuatnya sedih dan gelisah. Seekor keledai tergelincir kakinya dan jatuh ke jurang akibat jalan yang dilewati rusak dan berlobang. Melihat kesedihan khlalifahnya, sang ajudan pun berkata: “Wahai Amirul Mukminin, bukankah yang mati hanya seekor keledai?” dengan nada serius dan wajah menahan marah Umar bin Khattab bekata: “Apakah engkau sanggup menjawab di hadapan Allah ketika ditanya tentang apa yang telah engkau lakukan ketika memimpin rakyatmu?”

Baca juga:  Mengapa Golput 'Diharamkan'?

Dalam redaksi lain yang pernah saya dapatkan Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu berkata, “Seandainya seekor keledai terperosok di Kota Baghdad karena jalanan rusak, aku sangat khawatir karena pasti akan ditanya oleh Allah Ta’ala, ‘Mengapa kamu tidak meratakan jalan untuknya?’.

Lalu, bagaimana dengan kondisi sekarang? Korban nyawa manusia sudah banyak gara-gara jalan berlubang. Pengendara yang berusaha menghindari jalan berlubang, malah terjatuh dan kemudian terlindas kendaraan yang melaju di belakangnya. Mengerikan. Jika Umar bin Khattab saja peduli dengan keledai yang jatuh gara-gara terperosok jalanan yang rusak, lalu mana tanggung jawab pemerintah yang tak peduli dengan nyawa manusia akibat jalan rusak dan berlubang yang lambat diperbaiki atau tak pernah diperbaiki (atau malah sering diperbaiki tetapi uangnya dikorupsi sehingga kualitas perbaikan jalan tak semestinya)?

Salam,
O. Solihin
Ingin berkomunikasi dengan saya? Silakan via Twitter di @osolihin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses