Pertanyaan:
Saya kadang bingung mengenai lomba nonfiksi. Ada yang essai ilmiah tapi juga karya tulis ilmiah. Yang menjadi rancu kadang jenis lomba karya tulis ilmiah: lomba A mensyaratkan model essay tapi lomba B tidak dicantumkan. Sehingga apakah dengan standardisasi karya tulis ilmiah seperti model skripsi atau bagaimana?
Pengirim: A. Qahar Mudzakkir
Jawaban:
Dik Qahar, terima kasih sudah mempercayakan bertanya kepada saya. Semoga jawaban saya bisa mencerahkan dan memberikan solusi terbaik untuk Dik Qahar.
Mengenai lomba penulisan nonfiksi yang di dalamnya mensyaratkan tulisan harus dibuat dalam bentuk esai atau karya tulis ilmiah, memang itu bergantung kepada tujuan dan target yang ingin diraih dari panitia penyelenggara lomba. Jadi bisa berbeda-beda tiap perlombaan. Tentang esai dan karya tulis ilmiah memang ada perbedaan. Bukan saja dari istilah tapi juga definisinya. Esai adalah karangan prosa (bukan menggunakan kaidah puisi) yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Esainya bisa berupa opini atau artikel populer di media massa dan bisa dibaca dengan mudah oleh kalangan manapun.
Sementara karya tulis ilmiah, penulisannya sangat boleh jadi seperti menulis skripsi atau penelitian. Sebab, karya tulis ilmiah memang ditulis berdasarkan pengamatan, pengujian, dan analisis dari apa yang kita teliti. Sehingga karya jenis ini pembacanya pun terbatas dan tertentu. Mengingat banyak istilah dan data teknis yang belum tentu dimengerti dan dipahami dengan cepat dan mudah oleh kalangan awam.
Mengenai format penulisan esai biasanya dimulai dari membeberkan fakta yang hendak dinilai menurut pendapat kita. Itu sebabnya harus kuat di data dan bahan yang mendukung penulisan tersebut. Kemudian menganalisis fakta tersebut menurut pengamatan kita. Jika perlu diberikan saran, ya kita sampaikan saran kita. Jika perlu dikritisi, sampaikan juga alasan kita. Baru terakhir kesimpulan kita. Bisa mendukung fakta tersebut, bisa juga menolaknya.
Sedikit catatan tambahan untuk penulisan karya ilmiah, yakni ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Dalam pengantar, paling tidak Dik Qahar harus menuliskan:
- sifat, skop (ruang-lingkup), dan tujuan penelitian
- tinjauan pustaka yang relevan dengan permasalahan
- cara penelitian
- hasil utama penelitian (ditambahkan setelah penelitian selesai) dan manfaat penelitian.
Bahan dan cara, harus menyertakan:
- sampel, jumlah sampel, dan karakteristiknya (misalnya: umur, jenis kelamin, dll)
- keterbatasan pengambilan sampel (kalo ada tentunya)
- uraian prosedur detail penelitian (ini bermanfaat supaya penelitian bisa diulang oleh peneliti lain).
Dalam hasil, setidaknya harus menuliskan:
- karakteristik sampel
- pemaparan hasil (harus menggunakan variabel-variabel yang digunakan sebagai alat untuk menjawab permasalahan penelitian).
Pembahasan bisa ditulis dengan meliputi:
- tinjauan penemuan-penemuan penting penelitian
- pertimbangan penemuan-penemuan dalam kaitannya dengan penelitian terdahulu yang relevan
- implikasi penemuan terhadap teori
- pemeriksaan yang hati-hati terhadap hasil yang tidak mendukung atau hanya sebagian yang mendukung hipotesis
- keterbatasan-keterbatasan studi yang mungkin berakibat pada kesimpulan dan generalisasi studi
- rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
- implikasi studi untuk praktisi atau studi terapan (opsional saja, tidak harus).
Kesimpulan pun setidaknya memberi gambaran:
- menyatakan kembali tesis secara singkat
- meringkas interpretasi hasil dan membahasnya dalam konteks teoritis yang lebih luas
- pendek dan langsung ke sasaran
- menjelaskan manfaat khusus dan umum hasil studi
- menuju ke kata-kata penutup
Demikian, semoga ada manfaatnya. Terima kasih.
Salam,
O. Solihin