#15 Tarawih Balapan

#webseriesramadhan | Serial Marbot Madani | By: O. Solihin

Viral sebuah video yang merekam shalat tarawih super cepat. Durasinya cuma 29 detik, menggambarkan sekelompok orang yang shalat 2 rakaat. Cepat banget. Bacaan al-Fatihah nggak jelas. Rukuk dan sujudnya nggak tumaninah. Ini jadi bahan obrolan dan diskusi di berbagai grup WhatsApp, Telegram, dan juga di obrolan sehari-hari di dunia nyata. Bahkan anak-anak Marbot Madani pun ikut membahasnya. Bakda shalat Dhuhur, mereka nggak pulang ke rumah. Ini hari Ahad, jadi libur sekolah sehingga bisa bebas lama-lama di masjid.

“Anehnya kok ini selalu ada tiap tahun ya? Sengaja disebar? Tetapi buat apa ya. Lucu-lucuan?” Luthfi sewot sambil nunjukkin video yang diunggah salah satu akun di Twitter.

“Sebenarnya kalo dilihat dari faktanya. Alasannya bisa banyak kemungkinan,” Aji mencoba menganalisa.

“Kok banyak kemungkinan, Ji?” Bimbim heran.

“Gini. Ini kan viral lewat media sosial. Kita tahu aja kan dari Twitter dan IG. Dilihat dari sisi jurnalistik, ini unik dan perlu disebar. Tapi kalo lihat dari sisi etika. Apa nggak malu tuh yang memviralkannya? Bisa jadi dia muslim juga kan? Kok bukannya nasihatin tapi malah nyebarin. Kalo udah tersebar dan viral kayak gini, pasti muncul beragam komentar. Dari yang menganggap lucu, sekadar hiburan walau miskin makna, bahkan jadi bahan bully-an bagi yang nggak suka dengan Islam. Ini sebenarnya secara umum merugikan kita, lho,” Aji membeberkan sampai panjang. Luthfi dan Bimbim mengangguk tanda setuju.

Lagi pada asyik ngobrol di teras masjid, Bang Faisal datang mengendarai motor matic-nya ditemani seseorang yang dari penampilannya mirip mahasiswa. Mungkin itu temannya Bang Faisal, tebak anak-anak Marbot Madani.

“Assalaamu’alaikum!”

“’alaikumussalam!” Aji, Bimbim, dan Lutfi hampir berbarengan menjawab salam Bang Faisal.

“Kenalkan nih, Bang Irfan. Teman Abang di kampus,” Bang Faisal menunjuk teman di sampingnya.

Aji, Bimbim dan Luthfi secara bergiliran bersalaman dengan Bang Irfan.

“Ini anak-anak Marbot Madani. Aji, Bimbim, dan Luthfi. Sebenarnya nama organisasinya Remaja Madani. Remaja Masjid Daarun Niaam. Tapi pernah ada sebagian remaja di komplek ini menggelari mereka Marbot Madani, karena sering nongkrong di masjid,” Bang Faisal memperkenalkan anak-anak Marbot Madani kepada Bang Irfan.

“Lagi pada ngapain, nih?” Bang Irfan basa-basi.

“Biasa Bang. Kami biasa ngumpul di sini, lalu membahas persoalan-persoalan yang dianggap penting. Biasanya sih yang lagi viral, yang lagi jadi obrolan di masyarakat,” Aji menerangkan.

“Ya, sejak ada media sosial, kita jadi tergantung untuk mendapatkan informasi dan menyampaikan opini di sana. Media sosial ibarat kerumunan massa, jumlahnya besar. Informasi dan komunikasi jadi cepat. Hampir semua orang punya smartphone,” terang Bang Irfan.

“Tapi jeleknya, yang viral tuh yang konyol-konyol!” Bang Faisal menambahkan sambil tersenyum.

“Ini contohnya ya, Bang. Shalat tarawih seperti hendak balapan!” Bimbim nunjukkin video yang katanya lagi viral itu.

“Ada yang berpendapat shalatnya sah jika rukun-rukunnya terpenuhi. Tapi secara adab kategori buruk,” Bang Faisal menjelaskan.

“Oya, omong-omong kultum shalat tarawih nanti malam insya Allah Bang Irfan, ya. Kalo imamnya kan malam ini giliran Ustaz Bandi,” Bang Faisal melanjutkan.

“Wah, boleh dong nih dapat bocorannya,” Bimbim berakrab-ria.

“Emangnya kayak debat capres beberapa bulan lalu pake bocoran segala,” Luthfi terkekeh sambil nyenggol lengan Bimbim.

Obrolan mereka terhenti saat Bang Faisal mengajak Bang Irfan ke rumahnya. Aji, Luthfi dan Bimbim juga mengakhiri obrolannya dan menuju rak mushaf al-Quran untuk tilawah siang itu.

ooOoo

“Syaikh ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Qosim rahimahullah berkata, ‘Hukum shalat tarawih adalah sunnah. Shalat tersebut dilakukan dengan berjamaah lebih afdhol. Karena hal ini sudah ma’ruf di tengah-tengah sahabat dan para ulama sesudahnya telah menyepakatinya,” Bang Irfan menyampaikan pesan kultum di hadapan jamaah Masjid Daarun Niaam sambil merujuk Kitab Syarh Wazhoif Ramadhan.

Bang Irfan kemudian mengomentari tentang shalat tarawih yang seperti sedang balapan.

“Masih menurut Syaikh ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Qosim rahimahullah, dikatakan bahwa banyak sekali imam yang ketika melaksanakan shalat tarawih tanpa memakai nalar. Mereka melakukannya tanpa ada thuma’ninah ketika ruku’ dan sujud. Padahal thuma’ninah termasuk rukun shalat. Dalam shalat kita pun dituntut untuk menghadirkan hati dan mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah yang dibaca. Tentu thuma’ninah dan khusyu’ tidak didapati ketika seseorang ngebut dalam shalatnya. Jika mau dinilai, sedikit raka’at namun disertai khusyu’ ketika ruku’ dan sujud itu lebih baik daripada banyak raka’at namun dilakukan dengan ngebut yang jelas dilarang dalam shalat,” terang Bang Irfan secara rinci.

Selama sepuluh menit Bang Irfan menyampaikan kultum tarawih. Hadirin antusias menyimak. Anak-anak Marbot Madani banyak yang manggut-manggut tanda setuju. Mungkin merasa pas banget dengan kondisi saat ini dimana banyak orang yang melaksanakan shalat tarawih sengaja mencari yang imamnya memilih cepat-cepat menyelesaikan shalatnya. Setidaknya, ada ilmu yang didapat malam itu. Khususnya tentang adab dalam shalat. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.